Perjalanan Pulang
Hujan menderas sejak siang, Sabtu lusa kemarin, ketika aku memutuskan hendak pulang ke rumah. Mulanya, jika bisa bangun pagi, aku ingin membeli beberapa benih sayuran, buku, dan alat bertanam hidroponik di toko Trubus Surabaya. Bacaan-bacaan dalam buku itu agar bisa dipraktekkan langsung oleh ibu di rumah. Beliau beberapa kali meneleponku dan menceritakan keinginannya untuk bertanam, selain bunga. Sayangnya, aku bangun kesiangan akibat 'diskusi terbatas' di sebuah kedai kopi hingga larut pada Jum'at malam. Seorang teman baik mengantarku pulang dan kami masih mengobrol banyak di dalam perjalanan. Suaminya yang mengemudi, terus menawarkan topik-topik baru untuk kami bahas. 30 menit kami habis untuk lanjutan percakapan yang lumayan berat. Mulai dari agama, kehidupan mereka saat di Australia, hingga keinginan mereka untuk punya usaha peternakan di desaku. Seperti setengah mabuk, aku terkekeh sambil membuka gembok pagar. Mereka baru memacu mobil ketika aku m...