Posts

Showing posts from April, 2015

Long Distance Friendship

Image
*Postingan ini adalah curhat suka-suka karena lagi melankolis-dramatis- dan-kebetulan nggangur pas nggak bisa tidur. Hmm, soal pertemanan lagi. Vifi muncul lagi di blog saya haha. Sudah hampir setahun saya dan Vifi berteman jarak jauh. Sebegitu galaunya meski cuma sebatas beda provinsi. Beberapa waktu lalu, saya sempat menulis soal liburan kami ke Malang sewaktu dia pulang. Minggu kemarin, dia pulang lagi dan kami tak bertemu. Entahlah, saya mendadak patah hati cuma gara-gara waktu singkat dia sama sekali tak tersisa buat saya. Saya tau sih, dia juga butuh quality time sama temen-temen dia yang lain. Tapi kan... :( Yes, nothing changes sebenarnya. Tapi akhir-akhir ini kami bener-bener jarang banget ngobrol. Biasanya ngobrol dari yang nggak penting sampai yang serius banget. Ini say Hi aja hampir nggak pernah :( Iya Vifi pasti sibuk. Belajar buat UTS, ngerjain tugas, ngegaul sama temen, dan ngurusin kesibukan barunya. Tapi kan... Kangen. Jadinya saya curhat ke Sella

Life is About Balance

Sometimes, I do care about what people say about me. But sometimes, I don't. When I don't care, it's because I choose to live my life in my own way. I just want to be happy at that moment. But when I do care, it's because I know how important to know what people think about me. So I can learn by that, and be a better me. I don't want to be that person who ruined by other people judgments or try to be what people want, and forgets what I actually love. Life is about balance, right? We can't ignore and accept all at the same time. But we can choose to put an ideal balance to every aspect in life.

Masih soal kebahagiaan orang lain

Image
Lama tak mengunjungi Auni, keponakan yang kini sudah bisa merangkak mengitari rumah kontrakan mamanya yang sepi.  Ialah kakak sepupu saya, yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya, dan berpindah dari kota besar yang telah membesarkannya selama puluhan tahun; ke sebuah pemukiman di dataran tinggi yang membuatnya mulai terbiasa tidur lebih sore. Rumah kontrakan itu masih sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Cat-cat di beberapa bagian tembok dibiarkan mengelupas, sebuah kasur tipis di atas ubin tua yang dingin untuk menonton sebuah televisi kecil, dan satu-satunya bantal yang tak kempis-kempis amat, kubeli saat mama dan ayahnya menikah tahun 2013 lalu. Bangunan tersebut persis tahun pertama ia ditinggali. Lengkap dengan gorden tua warna coklat yang benang-benangnya hampir berhamburan seperti harapan. Cerita yang berlalu sepanjang tahun di dalam rumah itu, adalah sebuah titik balik dari segala pilihan yang telah diputuskan pada jauh hari sebelum perist

Quote #5

Image
That's the thing about books. They let you travel without moving your feet. - Jhumpa Lahiri, The Namesake

Telepon dari Teman Lama dan Kenangan-Kenangan di Antara Waktu

Image
Saya agak kaget ketika mendapati sebuah panggilan dari teman lama saya, Benny. Ia adalah mahasiswa ilmu politik yang pertama kali saya kenal, sesaat setelah kami berada dalam satu rombongan untuk melihat persyaratan kegiatan ospek lima tahun lalu, di gedung RKB. Kami berteman baik setelahnya. Satu kelompok, satu kelas, dan satu perjuangan. Tak biasanya Benny menelepon. Saya pikir, ada persoalan atau sekedar berita yang agak serius untuk segera dikabarkan. Biasanya kami hanya mengobrol di BBM. Tapi beberapa hari ini ia jarang update  dan kami sudah lama tak mengobrol lagi. "Halo, Nit? Habis nangis, ya?", ia menyapa saya dari Yogya, mengoreksi suara saya yang serak dan hidung yang berusaha menghirup napas meski tersumbat. Dua hari ini saya flu berat cuma karena minum soda pakai es batu. Saya memang nggak kuat sama segala yang mengandung es batu dan air hujan. Pasti langsung drop. Sekalipun itu es batu dari air matang. Dan sekalipun itu cuma gerimis. "Nggak

Donat Kentang dan Kesalahan-Kesalahan Kecil Bagi Pemula

"Buk, bikin donat kentang kayak pas aku kecil dulu dong." rengek Bima, adik saya, sepulang kerja, kepada Ibu. Ia memang kadang suka random. Tiba-tiba minta sesuatu yang seringkali kurang penting-penting amat. Ibu meresponnya malas. "Besok ae beli di Irama, nggak usah soro-soro (*ribet yang bikin sengsara aha) ." Irama adalah toko kue paling tersohor di desa saya, yang punya berbagai macam donat dengan harga murah meriah; seribu lima ratus rupiah saja perbiji. Saya cuma terkekeh. Ibu sedang ribut masalah pemberkasan golongan yang baginya semakin rumit. Sebab, beliau harus punya tulisan ilmiah atau penelitian yang dipublikasikan di media cetak. Sebagaimana dugaan banyak orang, generasi ibu saya memang agak sulit dituntut mengikuti kriteria yang tak pernah ada pada zamannya dulu. :)) Dan permintaan membuat donat kentang, jika dipaksakan, akan membuat beliau terus bicara dengan nada tinggi diselingi curhatannya soal itu itu lagi. Karena saya ingin berterimakas