Prospek Sarjana Ilmu Politik: Ekspektasi Vs Realita


So you want to get Ph.D in Political Science?

Video ini saya temukan di sini ketika sedang iseng mencari materi terkait ilmu politik. Saya merasa tergelitik ketika menonton dan membaca diskusi pada kolom komentar video ini.
Antara harus menyepakati karena realita yang terjadi, atau berusaha tidak menyepakati karena masih ada sisa-sisa ekspektasi yang sedang berusaha dibuktikan untuk membantah berbagai teori yang mengatakan 'sarjana ilmu politik tidak memiliki prospek masa depan yang bagus'.



"Studying political science as major subject is very fun. I recommend it for anyone who has rich parents willing to support him/her for the rest of the life." 

Membaca komentar sarkas tersebut, saya teringat percakapan beberapa hari lalu dengan Mas Hasbi tentang betapa sulitnya lulusan ilmu politik mencari pekerjaan. Memang tak semuanya, tapi kenyataannya, beberapa teman juga mengeluhkan hal ini.

Omong-omong tentang sarjana politik, berdasar pengalaman dan pengamatan saya sebagai mahasiswa ilmu politik, ada beragam tipe soal ini. Tiga yang paling saya temukan misalnya;

1. Sebagian sarjana politik adalah mereka yang gagal mendapatkan pilihan pertama yang sesuai passion dan merasa terpaksa kuliah di program studi ini. Sehingga, ketika sudah lulus, gelar sarjana ilmu politik hanya menjadi batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan di luar bidang ilmu politik (biasanya sebagian besar ingin mengambil job di perusahaan yang tidak menyaratkan jurusan yang spesifik). 
2. Sebagian lagi, pada mulanya mereka terpaksa, namun seiring berjalannya masa studi, mereka bisa menerima dengan baik dan muncul passion untuk menekuni bidang politik. 
3. Sebagian lainnya memang memiliki ketertarikan untuk mendalami ilmu politik dari awal dan punya ekspektasi yang besar untuk menekuni bidang ini, baik terlibat dalam dunia akademis maupun praktis.

Saya termasuk tipe kedua. Saya tidak pernah punya rencanakuliah di jurusan ini dan menghabiskan 4,5 tahun untuk belajar ilmu politik. Jujur saja, saya memilihnya secara acak dan iseng saat SNMPTN. Rasanya saya lebih suka rumpun ilmu sosial yang lebih banyak mempelajari tentang manusia dan budaya seperti sosiologi, komunikasi atau antropologi. Tapi lambat laun, saya pikir tak ada salahnya juga mendalami apa yang sudah terlanjur saya ambil. Saya ingin menekuninya dan membuat 4,5 tahun saya tidak sia-sia. Saya harus berguna di bidang ini :p

Nah, jadi sebenarnya mana tipe sarjana yang sulit mencari pekerjaan? Apakah yang serius dan tidak serius di bidang ini akan mendapatkan kesempatan yang sama? Tentu saja saya belum bisa menjawabnya.

Tapi biasanya kalau upaya kita lebih besar, kesempatan juga semakin besar. Benarkah? Agaknya saya jadi kurang begitu yakin. Beberapa waktu lalu saya mendengar kabar dari seorang teman, bahwa teman seangkatan yang sudah lulus dengan IPK 3,7 dan memiliki pengalaman organisasi yang luar biasa hanya berhenti di tahap interview pada sebuah seleksi pegawai di bank. Bank, oh? Sepertinya beberapa fresh graduated sedang giat mencoba melamar ke berbagai lowongan tanpa meributkan perkara keilmuan, kompetensi dan passion. Lalu apa yang menyebabkan teman saya tersebut gagal? 
Mungkin saja memang sarjana ilmu politik tidak memiliki kompetensi untuk menjadi seorang akuntan atau auditor. Tapi mungkin juga masih memiliki peluang untuk bekerja sebagai staff lain yang tidak menyaratkan  jurusan, misalnya teller, customer service, dll. Tapi haruskah sarjana politik berakhir dengan pekerjaan 'semua jurusan' sebab peluang kerja terasa begitu sulit? Sebab disiplin ilmu politik dirasa kurang dibutuhkan di industri kerja?

Oh, ya. Jadi sebenarnya, bagaimana sih studi ilmu politik itu?
Selama belajar disiplin ilmu politik kampus, saya diajarkan banyak bidang ilmu yang dapat mengasah kemampuan analisis dalam konteks isu sosial, politik, konflik, hukum, pemerintahan, ekonomi, media, komunikasi, manajemen konflik, filsafat, budaya, HAM, lingkungan dsb. Dari matakuliah yang dipelajari, ilmu politik jelas bukan sebuah disiplin ilmu yang sempit dan tidak membuahkan skill bagi sarjananya. Definisi dan konteks politik yang begitu luas juga membuat mahasiswa ilmu politik mempelajari berbagai disiplin ilmu lain. Jadi, anggapan bahwa belajar ilmu politik itu sia-sia, agaknya kurang tepat.

Namun, bagi saya, ada hal yang lebih tidak tepat dari skeptisme industri dunia kerja terhadap disiplin ilmu politik, yaitu seperti: lulusan ilmu politik yang melamar untuk menjadi akuntan di bank. 
Barangkali cerita sulitnya teman-teman mendapat pekerjaan adalah karena beberapa mengincar pekerjaan yang jauh dari spesifikasi bidang ilmu politik. Mereka ingin mendapat pekerjaan di perusahaan-perusahan dengan posisi yang lebih tepat diisi oleh lulusan ekonomi, hukum, psikologi dan teknik. Memang tak ada yang salah, berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Tapi, bukankah itu memang kurang tepat? Sama halnya dengan sarjana kedokteran dan kesehatan atau semacamnya, mereka juga akan kesulitan mendapatkan job bila yang diincar adalah industri kerja yang tak berkaitan dengan bidang medis.

Padahal untuk bidang-bidang yang lebih spesifik, sarjana ilmu politik banyak dibutuhkan. Tapi sayangnya, sebagian besar sarjana politik justru tidak tertarik untuk bekerja di partai politik, LSM, lembaga-lembaga konsultan politik, lembaga think and thank, bidang penelitian, media, pemerintahan, dll.

Berawal dari ketidaktertarikan yang dipaksakan lalu membuahkan akhir bahwa setelah lulus, berusaha menghindar dari aktivitas yang berkaitan dengan politik. Inikah yang membuat lulusan ilmu politik terlihat kesulitan menembus lapangan kerja?

Yap, dilematis. Namun bagaimanapun juga, disiplin ilmu politik maupun lulusannya saat ini memang masih dipandang sebelah mata. Sebab di dalam masyarakat awam, kata politik masih punya stigma negatif karena sering dikaitkan dengan berita korupsi, kasus suap atas nama pemodal dan kekuasaan, gratifikasi, saling sikut soal anggaran, jual beli partai, menipu, berbohong, dsb.

Kata politik memang masih terdengar kotor dan tak banyak yang bersedia terjun menjelaskannya, melalui skill dan karya. Orang butuh tahu kontribusi apa yang bisa kita ciptakan sehingga mereka bisa mengakui bahwa hanya sarjana di bidang kita yang kompeten menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Beberapa sarjana politik justru memilih menghindar dan lari dari kondisi yang sungguh menjemukan tersebut.

Jadi kesimpulannya?
Realitanya, disiplin ilmu politik memang belum populer di industri dunia kerja yang 'awam'. Karenanya, sarjana politik harus lebih giat mengembangkan jaringannya sendiri, menekuni bidang ini dengan memperbanyak pengalaman di lapangan, berkarya dan terus terhubung dengan siapapun yang sudah berkecimpung di bidang ini. Dengan begitu, akan memudahkan ketika keluar dari dunia kampus. Nah, bila dari awal ekspektasinya memang bukan di bidang ini, ya..mungkin memang agak kesulitan untuk mendapatkannya.

Ada yang lebih penting lagi dari ini semua, yaitu kontribusi nyata kita sebagai sarjana. Coba petakan kembali, baik selama kuliah maupun setelah lulus: "Apa sih yang bisa saya lakukan untuk berkontribusi pada masyarakat, sesuai bidang yang saya pelajari selama ini?"

Saya pribadi banyak menemukan sarjana-sarjana politik yang punya kontribusi besar dalam bidang yang sama, di negara kita. Misalnya, ada yang bergerak untuk penelitian, ada yang bergerak untuk mengajak anak-anak muda melek demokrasi dan mau turun tangan menentukan masa depan Indonesia melalui partisipasi politik, ada yang bergerak sebagai pendidik, penulis, dan lainnya. Peran mereka ternyata dibutuhkan, lhoh. 

Apapun itu, pada prinsipnya setiap pilihan pasti ada resikonya. Tapi tentu saja, setiap pilihan membutuhkan keseriusan. Keseriusan untuk mengurangi dan menghentikan resiko, juga keseriusan untuk menemukan peluang dari pilihan tersebut. 
Bagaimana dengan saya? Saya...ummm...saya sedang bersiap untuk melaju dengan lebih serius lagi.
Dan selamat berproses,
Untuk saya dan teman-teman yang sedang mabuk ditengah arus deras sistem industri.

:">


Comments

  1. Makasih kak...
    Sukses juga buat kakak

    ReplyDelete
  2. Kita buat wadah utk para alumni politik, untuk mngasah khidupan politik muda

    ReplyDelete
  3. Aku kurang ngerti-_- jadi kalo lulusan politik jarang ya kak diterima di bank?

    ReplyDelete
  4. kalau lulusan ilmu politik tapi tidak berniat terjun di dunia politik , pekerjaan apa yang kira kira dapat diambil ? terima kasih
    mohon bantuannya

    ReplyDelete
  5. sedikit tambahan,banyak manusia yng melihat pekerjaan dari segi materi/gaji.jika kita mempunyai skill di ilmu politik maka mengabdilah pada masyarakat baik itu jagi sedikit ,banyak bahkan tidak dijagi sekali pun tetapi apa yang kita berikan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas karena waktu akan berputar menjadi lebih indah ,PERCAYALAH !!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Logika aja, kita hidup itu butuh yang namanya "uang", ditambah lagi kebutuhan ekonomi itu semakin mahal harganya, banyak orang yang sudah seperti yang anda katakan yang memiliki jiwa pengabdian yang besar terhadap masyarakat, namun apa ? mereka juga kesulitan dalam menjalani hidupnya bahkan pemerintah saja tidak perduli dengan masyarakat yang memiliki jiwa pengabdian yang tinggi terhadap masyarakat, mereka lebih memprioritaskan kehidupan pribadi mereka. Jika disuruh pilih pasti anda akan memiliki gaji yang tinggi dari pada mengabdi kemasyarakat dengan uang yang pas"an untuk menjalani kehidupan, jadi tidak usah munafik ��

      Delete
  6. AH SAMA karna asal asalan dapet SNMPTN. trus 4,5 tahun belajar udah buang2 waktu uang tenaga sia sia kalo kenyataannya pait kyk gini:'''(

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh minta id line, kak? aku mau tanya-tanya soal FISIP. aku bingung mau masuk jurusan mana, hehe :)

      Delete
  7. Sedikit banyak memang ada benarnya tulisannya teh. Saya juga alumni ilmu politik dan memang anak politik itu kuncinya harus punya skill komunikasi dan membangun relasi yg luas, nantinya bukan lagi kita yg cari kerja tpi kita yg dicari oleh kerjaan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kk ada id line atau IG nya??
      Saya mau tanya"ttg ilmu politik :)

      Delete
  8. Ka saya mau nanya2 dong soalnya saya golongan tipe ke 2 ka tapi untuk prospek kedepannya saya masih bingung mohon bantuannya untuk membalas komen saya ke email tegarp389@gmail.com

    ReplyDelete
  9. Please buat grup khusus alumni ilmu politik, yang minat bisa Sent ID LINE/NO WA nnti saya buat

    ReplyDelete
    Replies
    1. 082285604654.. send yaa Siti Rahayu/fisipol unri

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Donat Kentang dan Kesalahan-Kesalahan Kecil Bagi Pemula