Wuaa! WISUDA!!!

-



Akhirnya saya diwisuda! Sebenarnya sudah bisa wisuda bulan-bulan kemarin sih, tapi dasarnya Nita malas mengurus persyaratan wisuda, sekaligus mewanti-wanti supaya bisa bareng sama wisudanya adek, jadi biar sekalian selesai semua urusan di Malang. 


Oh ya, Sela (anggota GengGong) datang dari Surabaya ke wisuda saya (ditengah rutinitas DM di RS. Soetomo yang membuatnya mengeluh tiap hari! *TERHARU*)! Ini kejutaaaaan. Vifi (anggota GengGong dan Geng Venus) bilang dia datang sendirian karena Septia (dari Geng Venus) tiba-tiba ada acara mendadak. Hihi, bahagia meski beberapa teman kesayangan tidak datang. Vifi dan Sela membuat hari yang kurang itu jadi lebih lengkap. :)

(Behind the scene: Vifi dan Sela selfie di balik mobil yang parkir persis di seberang terop wisuda Fakultas tanpa sepengetahuan saya -__- )

(Sela (Wisudawati ke-3)  -Nita (Wisudawati ke-5)  - Vifi (Wisudawati ke-2 GengGong)



(Background-nya terop wisuda fakultas yang um..sudahlah mungkin dananya ngepres ;p )
Kita cuma foto-fotoan di gedung FISIP saja karena mereka telat datang gara-gara macet beli bunga di splendid. Sebenarnya lebih seru di gedung samantha krida selepas wisuda universitas, tapi tak ada sakri, gedung FISIP beserta terop yang tirainya miber-miber ketiup anginpun jadi :p

Btw, periode saya adalah terakhir kalinya Pak Yogi Sugito mewisuda mahasiswa Universitas Brawijaya. Periode selanjutnya rektor baru sudah dilantik. Kurang ajarnya, waktu Pak Yogi cerita bahwa dia akan segera lengser, banyak wisudawan di dalam ruangan yang justru tepuk tangan meriah. :p Eiya, satu lagi yang lucu. Pak Yogi di pertengahan acara wisuda univeristas menyanyikan campursari yang berjudul OJO LAMIS. Ehehehe entahlah lagu itu paling cocok dinyanyikan untuk siapa :))

Hmm, soal wisuda, memang hanya sekedar formalitas sih. Tapi saat proses pengucapan janji mahasiswa, saya tiba-tiba mengakhiri masa-masa belajar di kampus dengan perasaan yang lega disertai khidmat. Saya berjanji akan menjaga nama baik dan mengharumkan almamater, seburuk apapun saya mengumpati 'oknum-oknum' yang membuat gerah kampus tercinta, di sela-sela proses tumbuh kembang saya di dalamnya, di antara tahapan-tahapan saya menuju lebih dewasa. Dan yang lebih penting dari semua janji-janji yang diucapkan bersama 1035 wisudawan lainnya, saya dengan bersungguh-sungguh berjanji akan menjadi sarjana yang berguna untuk bangsa dan negara. Saya akan berusaha untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

Yak, sekian cerita wisuda saya yang telat seminggu! Maklum, setelah wisuda saya langsung berangkat ke Jogja untuk mengurus berkas pendafataran ke UGM. Baru pulang kemarin dan langsung ke wisuda adek. Sekarang baru sampai rumah :)) Kali ini bukan tidak sempat menulis, koneksi internet sangat buruk. Saya belum sempat beli modem baru yang support windows 8. Ehehe.


Nita dan Keluarganya yang tegang di hari wisuda

Wisuda Bima, dia bilang dia grogi saat maju ke depan sampai nggak bisa buka mulut buat senyum :))





Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prospek Sarjana Ilmu Politik: Ekspektasi Vs Realita

-
So you want to get Ph.D in Political Science? Video ini saya temukan di sini ketika sedang iseng mencari materi terkait ilmu politik. Saya merasa tergelitik ketika menonton dan membaca diskusi pada kolom komentar video ini. Antara harus menyepakati karena realita yang terjadi, atau berusaha tidak menyepakati karena masih ada sisa-sisa ekspektasi yang sedang berusaha dibuktikan untuk membantah berbagai teori yang mengatakan 'sarjana ilmu politik tidak memiliki prospek masa depan yang bagus'. "Studying political science as major subject is very fun. I recommend it for anyone who has rich parents willing to support him/her for the rest of the life."  Membaca komentar sarkas tersebut, saya teringat percakapan beberapa hari lalu dengan Mas Hasbi tentang betapa sulitnya lulusan ilmu politik mencari pekerjaan. Memang tak semuanya, tapi kenyataannya, beberapa teman juga mengeluhkan hal ini. Omong-omong tentang sarjana politik, berdasar pengalaman...
Read more

Donat Kentang dan Kesalahan-Kesalahan Kecil Bagi Pemula

-
"Buk, bikin donat kentang kayak pas aku kecil dulu dong." rengek Bima, adik saya, sepulang kerja, kepada Ibu. Ia memang kadang suka random. Tiba-tiba minta sesuatu yang seringkali kurang penting-penting amat. Ibu meresponnya malas. "Besok ae beli di Irama, nggak usah soro-soro (*ribet yang bikin sengsara aha) ." Irama adalah toko kue paling tersohor di desa saya, yang punya berbagai macam donat dengan harga murah meriah; seribu lima ratus rupiah saja perbiji. Saya cuma terkekeh. Ibu sedang ribut masalah pemberkasan golongan yang baginya semakin rumit. Sebab, beliau harus punya tulisan ilmiah atau penelitian yang dipublikasikan di media cetak. Sebagaimana dugaan banyak orang, generasi ibu saya memang agak sulit dituntut mengikuti kriteria yang tak pernah ada pada zamannya dulu. :)) Dan permintaan membuat donat kentang, jika dipaksakan, akan membuat beliau terus bicara dengan nada tinggi diselingi curhatannya soal itu itu lagi. Karena saya ingin berterimakas...
Read more