Februari dan Hari Ulang Tahun Mereka


Waktu saya mengetik postingan ini, saya cukup geli pada diri sini, mengingat janji-janji untuk rajin menulis blog setiap hari. Enggak pernah bisa ditepati dari jaman blog-blog sebelumnya pun. Tapi sebenarnya, setiap hari saya selalu menulis catatan harian, kok. Menulis apa saja, suka-suka.

Nah, beberapa hari lalu, saya membaca blog seorang teman yang rajin sekali menceritakan kejadian sehari-hari yang ia alami dan kerjakan. Rasanya, kok, seru sekali kalau kita punya banyak kenangan di blog. Seperti; kita bisa pulang kapan saja ke blog kalau ingin mengingat-ingat sesuatu yang pernah kita kenang dalam tulisan. Sepertinya... (ah sudahlah, tidak perlu beranda-andai dalam janji lagi, Nita), tapi memang rasanya perlu sekali untuk lebih rajin posting. Apalagi, jika sewaktu-waktu catatan harian itu hilang, saya masih punya kenangan-kenangan di sini. Nah, kan.

Oh, ya...Banyak hal yang terjadi di bulan Februari ini. Sekarang tanggal 14, dan tentu saja ingatan selama 14 hari itu tak akan cukup untuk diposting di sini. Jadi cerita-ceritanya bakal dipecah jadi banyak postingan. Kali ini, saya mau cerita soal hari ulang tahun mereka di bulan Februari. Para Aquarius itu....

Pertama adalah...

Hari ulang tahun ke-53 bapak saya tercinta, Selasa, 10 Februari lalu. Tepat saat peringatan 100 hari beliau. Sedih sih, ingin rasanya menelepon bapak, memeluk bapak, atau mencium kening beliau. Tapi, kan, insyaallah bapak sudah tenang di sana. Spesial sekali, ulang tahun beliau kali ini dido'akan puluhan tetangga dan kerabat. Alhamdulillah. Oh ya, adik saya sempat mimpi bapak, lhoh. Di mimpinya, bapak saya pulang ke rumah. Saat ditanya adik kenapa tiba-tiba balik, bapak saya bilang begini; "Iyo...di sana sepi, Le." Jadi, saat saya sedang menulis ini, saya juga merasa bapak sedang di rumah. Di kursi tamu, di belakang punggung saya. Kepalanya bersandaran di bantalan kursi, seperti biasanya.

Foto jaman Nita kelas 3 SD, dari kiri: Dek Ino (Keponakan Bapak) - Bapak - Adik - Nita

Tiga hari setelah hari ulang tahun bapak adalah hari ulang tahun adik saya, Bima Dharmawan Putra. Yeaaaah. Enggak nyangka, dia sudah 19 tahun dan akan segera kuliah tahun ini. Btw, adik saya sudah bekerja, lhoh. Dan dia tumbuh jadi anak laki-laki yang mandiri, berani, bertanggungjawab, baik, dan pintar. Saya bangga dengan perkembangan dia.

Dulu, sewaktu kecil, adik saya sangat cengeng dan menyebalkan. Saya selalu iri karena saya merasa dia jadi anak emas ibu. Kami kerapkali bertengkar cuma untuk berebut permen, jelly, donat, atau video game. Tapi saya juga sayang sama dia, gemas lebih tepatnya. Bahkan saya pernah gigit pantat dia karena sangat sangat gemas, hahahaha.

Memasuki usia anak sekolah dasar, adik saya mulai bisa diajak mengobrol dan kami sering main badminton bareng di depan rumah. Kami pergi ke Kalasan atau Pagora untuk berenang. Saya masih ingat, saat itu pertamakali bapak mengajari adik berenang. Kami pergi ke Kalasan naik motor. Saya merekam video di pinggiran kolam dengan kamera HP Nokia (lupa tipe berapa). Sekarang, saya pengen banget lihat video itu lagi, sayang HP punya bapak itu sudah tak jelas rimbanya. :(

Adik saya tumbuh lebih berani lagi saat ia masuk sekolah menengah pertama. Dia sudah tidak perlu diantar jemput lagi, tapi naik sepeda sendiri ke sekolah. Dia juga manis banget! Waktu itu dia kelas 1 SMP dan saat ulang tahun ibu, dia beli kue ulang tahun sendiri ke toko, dan...beliin kado buat ibu pakai uang celengan dia. Dan, tau kadonya apa? Sebuah tas kecil cantik yang biasanya dipakai ibu-ibu ke kondangan, dan Bima beli itu sen-di-ri-an. Saya terharu banget, mengingat Bima seorang yang sangat pemalu dan dia berani pergi beli sesuatu ke toko sendiri, dan itu tas ibu-ibu. Saya bahkan enggak pernah mengajari dia untuk membeli atau merencanakan sesuatu buat kejutan ulang tahun ibu. Betapa manis banget banget banget attitude dia di usia segitu. I love you, dek!

Nakal-nakalnya Bima, saat ia ada di kelas 3 SMP. Dia mulai merasa enggak bisa mengikuti pelajaran di kelas, terutama matematika dan bahasa inggris. Apalagi mata dia kena minus. Kalau ini, sih, salah saya. Kayaknya dia ikut-ikutan kebiasaan buruk saya, baca sambil tidur, main video game dengan jarak deket banget, dan main game ular di hp sebelum tidur. :( Haha. (Lalu, soal tak bakat pelajaran berhitung itu, saya juga mengalaminya sepanjang sekolah. Saya baru terbebas dari itu ketika kuliah. Rasanya bener-bener tertekan banget karena itu bikin kita rangking di urutan buncit.)

Saat ia sedang nakal_nakalnya itu, ibu saya uring-uringan terus tiap hari. Adik saya kecanduan game online dan pulang sore terus. Dia ngendon di kantor Telkom buat main Ragnarok. Dan suasana di rumah jadi enggak enak banget. Untungnya adik saya bisa lulus ujian, dan dia berhasil masuk ke SMK Telkom Sandhy Putra Malang lewat jalur prestasi. Sesuai rencana saya! Eehehee. Saya memang niat banget mendaftarkan adek ke sekolah itu. Bima suka banget sama IT, dan saya enggak mau dia gaptek kayak saya. Sekolah itu juga punya reputasi yang bagus buat mendidik skill dan mental siswanya. Voila, itu bukan cuma slogan dagang saja ternyata. Setelah lulus sekolah, adik saya benar-benar sangat dewasa. Dia sudah sangat matang, jauh lebih matang ketimbang saya. Saya bersyukur dia jadi Bima yang sekarang. Sangat bersyukur. Semoga tahun ini dia bisa kuliah di tempat yang tepat.

Kami tumbuh dengan sehat dan gembira berkat keringat bapak ibu.

Daaaan ini Bimaku! Foto favorit, dipotret saat lebaran tahun lalu. Kami sedang dalam perjalanan dan berhenti di sebuah warung tepat di sebelah rumah om. Bima ganteng banget pas ini.

Hahaha jadi kemarin waktu ulang tahun dia, ibu repot banget pengen bikin kejutan. Kami pergi ke Mokko Factory, outlet donat kesukaan kami, di Kediri Town Square. Lalu muter-muter mau beli hadiah. Ibu bilang, Bima pengen beli sepatu sport. Terus iseng-iseng masuk ke sport station di lantai 2 Kediri Town Square. Harga sepatu yang mau ibu pilih 800-an dan beliau seenaknya mau beli. -___- Karena kita harus belajar berhemat, jadi saya bilang ke ibu, kadonya nanti aja menyusul.

Kami mampir ke depot Along sebelum pulang. Beli nasi goreng paling enak di Kediri dan koloke (yang sedih banget karena ayamnya dikit huhuhu tapi enak). Terus ibu minta beli balon di warung. Belinya 10 balon dan ujung-ujungnya saya sendiri yang niup.
Sampai rumah, saya sama ibu beres-beres meja. Dan saat sudah siap, ibu saya telepon adek. Malasnya, adik saya masih di kantor dan bilang bakal pulang jam sembilan malam. Sementara saat itu masih jam tujuh. Enggak tau kenapa Bima betah banget di kantor.

Karena sudah enggak mood, saya akhirnya makan duluan. Terus pas dia dateng, cuma ibu yang excited nyanyi-nyanyi selamat ulang tahun sambil bukain pintu huahahaha.

Oh ya, hari ini juga ulang tahun teman baik saya, Latjuba Sofyana dan penasehat paling keren Ibu Janty Jie. Semoga orang-orang yang saya sayangi selalu sehat semuanya!


Comments

Popular posts from this blog

Prospek Sarjana Ilmu Politik: Ekspektasi Vs Realita

Donat Kentang dan Kesalahan-Kesalahan Kecil Bagi Pemula