Posts

Bagaimana memulai belajar bahasa Prancis?

Image
Sesulit apapun bahasa prancis, kalau berlatih terus menerus pasti bisa ditaklukkan! Pertengahan tahun 2016 lalu, saya mulai punya ketertarikan untuk belajar bahasa Prancis. Mulanya, saya hanya familiar dengan kata "Je t'aime, bonjour, dan merci". Itupun, dengan keterbatasan pengetahuan tentang pelafalan yang benar. Selama kurang lebih empat bulan, saya belajar secara otodidak di Indonesia dengan beragam media yang tersedia secara gratis di internet. Hari ini, setelah tiga tahun lebih tinggal di Prancis, saya mulai bisa menonton film-film dalam bahasa Prancis tanpa subtitle, mengikuti kuliah jurusan sosial yang harus banyak mendengar, mencatat, menulis dan presentasi Full in French, berkomunikasi untuk kebutuhan sehari-hari, dan survive di negara ini melalui pekerjaan-pekerjaan part time mahasiswa yang menuntut kemampuan berbahasa prancis. Ternyata, sesulit apapun bahasa prancis, kalau ditekuni pasti bisa dikuasai. Saya bisa, siapapun juga bisa! Ol

Musim Semi Ketiga di Toulouse

Image
....Intinya, saya ingin bilang bahwa    respect sama diri sendiri  itu penting banget. Ternyata banyak juga pencapaian yang bisa kita raih, bahkan terkadang di luar ekspektasi terhadap kemampuan diri kita sendiri. *** Ini adalah musim ketiga saya di Toulouse. Tepatnya, terhitung sejak saya tiba akhir Desember tahun 2016 lalu. Sejak meninggalkan Indonesia dan memutuskan untuk merantau di Prancis, sebagian besar kerja otak saya adalah berusaha memahami bahasa Prancis dengan lebih baik. Di tahun pertama, saya belajar bahasa baru mulai dari nol, menghafalkan beratus-ratus kosakata sampai saya bisa memahami sebuah bacaan dan percakapan secara utuh. Memasuki akhir tahun kedua, kehidupan yang mulanya saya kira akan semakin menyenangkan ternyata juga butuh upaya lebih keras untuk sekedar bisa bertahan di tengah orang-orang yang bicara begitu cepat. Sekiranya pelafalan bahasa Prancis diucapakan dengan logat jawa dengan kecepatan pelan, mungkin dunia terasa indah. Say

Je Suis En France!

Image
"Setelah drama sebelum keberangkatan, akhirnya saya tiba di Toulouse pada akhir Desember 2016. Sebuah kota di bagian selatan Prancis yang bahkan belum pernah saya dengar sebelumnya." Capitole de Toulouse, 5 Janvier 2017 Di ruang tunggu Bandara Juanda, saya duduk terkantuk-kantuk sebab sudah hampir dua minggu tak bisa tidur nyenyak. Dibanding perjalanan dua puluh empat jam lebih, berpindah dari bandara ke bandara hanya untuk berburu tiket murah, yang lebih menguras energi dari perjalanan ini adalah menunggu kepastian visa. Terlalu banyak referensi kadang kurang baik untuk kesehatan mental. Sekarang saya tahu itu. Saya punya kebiasaan buruk untuk hal-hal yang baru pertama kali akan saya lakukan. Misalnya, terlalu banyak melalukan riset, lalu paranoid sendiri karena membaca pengalaman-pengalaman buruk yang dialami orang lain. Hahaha. DIBUAT GALAU OLEH VISA ~ Akhir bulan November tahun lalu, saya membuat akun pendaftaran di webiste TLScontact, sebuah

Duka Cita Untuk Jemaat Gereja Oikumene

Image
Terlalu banyak kebencian yang tumbuh di televisi, di jejaring sosial, dan di kehidupan nyata.   Anak-anak yang tidak berdosa itu hanya bermain di teras gereja saat bom meledak dan melukai tubuh kecil mereka.  Mereka tidak sedang membenci, tidak sedang berseteru.  Mereka korban dari kebencian, kebuntuan akal dan nurani manusia yang disintingkan entah oleh apa.  Dukacita mendalam untuk meninggalnya Intan Olivia (2,5 tahun) setelah menderita luka bakar di sekujur tubuhya.  Damai di sisi Tuhan, Nak.    Semoga Tuhan juga mengangkat rasa sakit dari korban yang masih dirawat, anak- anak yang tidak tahu kenapa tubuh mereka tiba-tiba terbakar dan penuh luka. Untuk yang masih sulit menerima perbedaan, berhentilah merawat kebencian di hati kalian. Surga yang sedang ramai dikejar-kejar itu tak bisa ditebus dengan rasa benci, amarah, merusak, melukai, membunuh. Berhentilah meneror hidup kami! Jemaat Gereja Oikumene baru saja bergegas keluar setelah melakukan ibadah minggu pa

Mengurus Perubahan Kartu Keluarga (KK) #BirokrasiIndonesia

Halo, ini adalah postingan kedua saya tentang pengalaman berurusan dengan birokrasi di Indonesia. Postingan pertama dulu, sih,  soal mengurus paspor di kantor imigrasi  kelas I Surabaya, yang pelayanannya memuaskan! :D Nah, tapi itu kinerja birokrasi di pusat kota besar ya. Bagaimana kalau di kabupaten, hayo? :P Let me share my experience.  Kebetulan, awal bulan ini saya baru mengurus pembaharuan KK karena status ayah saya yang sudah meninggal dan tidak terhitung sebagai penduduk lagi. Pembaharuan ini perlu dilakukan karena saling terkait dengan administrasi lain, misalnya ibu saya harus mengganti status pernikahan di KTP nya menjadi cerai mati, ibu saya berganti status menjadi kepala keluarga, daftar tunjangan suami harus dihapus dari gaji ibu, dan lain-lain (semuanya perlu lampiran KK baru untuk mengurus). Selain nama ayah saya yang harus dihapus dari KK (😢), pendidikan dan pekerjaan yang mengalami perubahan status juga bisa diperbaharui. Misalnya, adik saya yang semula s

Living Without Privilege Makes You Stronger

You should never view your challenges as a disadvantage. Instead, it's important for you to understand that your experience facing and overcoming adversity is actually one of your biggest advantages And I know that because I've seen it myself. Not just as student working my way through school, but years later, before I came to the white house, and I worked as a dean at college. In that role, I encountered students who had every advantage. Their parent paid their full tuition, they lived in beautiful campus dorms, they had every material possessions a college kid could want; cars, computers, spending money. But when some of them got their first bad grade, they just fell apart. They lost it. Because they were ill-equipped to handle their first encounter disappointment or falling short. Life will put many obstacles in your path that are far worse than a bad grade. You'll have unreasonable bosses, and difficult clients and patients. You'll experience illness