Hozier dan Soal Penghakiman Orang atas Cinta Sesama Jenis

Hi, good people! Sebagaimana judul di atas, pada postingan kali ini saya akan membahas sedikit soal Hozier. Seorang musisi asal Irlandia berusia 25 tahun yang punya ciri khas di genre indie rock-blues-soul, dengan suara yang gede dan dalem bak nabi yang nggak ada duanya (ha ha ha, oke ini mulai lebai.) Sadislah pokoknya, apalagi kalau lihat video live performance dia. Oh, godness....! This one is my favorite:



Perkenalan saya dengan Hozier bermula pada bulan Desember lalu saat saya sedang berselancar di sidebar Youtube. Saya menemukan Vevo dia (TELAT BANGET). And voila, I love all of his videos! Terutama single dia yang dirilis pada bulan September 2013 lalu, yang berjudul" Take Me To Church," di mana lagu ini dia nyanyikan di Grammy Awards ke 57, 8 Februari 2015, sebagai nominasi Song of The Year. (Walaupun yang menang Stay with me-nya Sam Smith, lagu Hozier tetep yang paling bikin melting). So dark but soulful, powerful, dan bernuansa gospel dengan lirik yang ciamik banget. Puitis! (Hampir di semua lagunya sih, liriknya penuh metafor yang cantik untuk didengar. That's why I love Hozier, he's so talented!)

Lagu yang ngehits tahun 2014 hingga awal tahun 2015 ini melahirkan banyak respon dari berbagai kalangan. Ada yang fine-fine aja dan merasa nggak ada yang salah, ada yang menganggapnya menghina gereja katolik, menganggap lirik mengritik homopobhia, pemerintah yang diskriminatif terhadap LGBT (kayak di Rusia), dan sebagainya. Apalagi, video klipnya menceritakan cinta sesama jenis antara dua lelaki, dengan adegan ciuman, diikuti ending pemukulan oleh segerombol pasukan misterius. Coba deh lihat kolom komentarnya, so many comments about that homosexual content with mysterious plot. Emang sih, videonya mengundang banyak persepsi. Dan mungkin saja, apa yang menurut saya, beda dengan apa menurut orang lain. (Btw saya juga masih belum nemu plot yang pas nih, sebenernya kotak yang dibakar itu maksudnya apa, yak? Hahaha cukup telmi juga.)

Watch his video here:



Well, terlepas dari pro kontra orang soal konten video dan pemaknaan liriknya, menurut saya lagunya emang catchy banget. Apalagi bagian Chorusnya:

"Take me to church
I'll worship like a dog at the shrine of your lies
I'll tell you my sins and you can sharpen your knife
Offer me that deathless death
Good God, let me give you my life."

Ini suara hati 'mereka' banget nggak sih? Saat kamu berada di posisi mereka, mungkin ini hal yang paling ingin keluar dari hati kamu atas penghakiman orang lain.

And this one:

"I was born sick,
But I love it
Command me to be well
Amen. Amen. Amen. Amen."

Soal konten lagu (yang terdengar religius namun sebenarnya bukan lagu religius) dan cerita di video klipnya, kayaknya sih, Hozier pengen mengajak kita berhenti sejenak, melepas segala label yang selama ini mengurung satu sama lain, dan merayakan arti kemanusiaan dengan cinta dan kasih sayang. Yah, label kayak doktrin-doktrin agama terhadap persoalan homoseksual dan sikap para homopobhia yang tentu saja terasa berat buat mereka yang punya orientasi seksual berbeda.

Dari berbagai perbedaan persepsi itu, let me know you what Hozier said about his song. Here's some of his statement (taken from http://www.songfacts.com/detail.php?id=32921) :

Hozier said about matters of the heart: "I found the experience of falling in love or being in love was a death, a death of everything. You kind of watch yourself die in a wonderful way, and you experience for the briefest moment – if you see yourself for a moment through their eyes – everything you believed about yourself gone. In a death-and-rebirth sense."

"Sexuality, and sexual orientation - regardless of orientation - is just natural," He said. 
"An act of sex is one of the most human things. But an organization like the church, say, through its doctrine, would undermine humanity by successfully teaching shame about sexual orientation - that it is sinful, or that it offends God. The song is about asserting yourself and reclaiming your humanity through an act of love."


Hozier added that the song is not an attack on faith. "Coming from Ireland, obviously, there's a bit of a cultural hangover from the influence of the church. You've got a lot of people walking around with a heavy weight in their hearts and a disappointment, and that s--t carries from generation to generation," he explained. "So the song is just about that - it's an assertion of self, reclaiming humanity back for something that is the most natural and worthwhile. Electing, in this case a female, to choose a love who is worth loving."


Hmm...lalu, bagaimana sikap saya sendiri soal cinta sesama jenis?
Sejauh ini, saya masih selalu pulang pada apa yang saya imani untuk semua perdebatan, dimana dalam agama yang saya anut saat ini, hubungan dalam kontek seksual untuk sesama jenis memang tidak daiajarkan oleh Tuhan dalam kitab suci. Dalam kata lain, tidak sesuai dengan ajaran.

Secara personal, saya tidak dalam bagian LGBT.
Tapi, saya juga bukan bagian dari homopobhia, kok.
Saya menyepakati bahwa; setiap orang berhak memilih apa yang ia sukai, menjalani apa yang ingin ia putuskan dalam hidup. Termasuk, mencintai siapapun yang ia cintai. Urusan di belakang dunia yang fana ini, itu urusan Tuhan (bagi yang percaya akan kuasa Nya).

Apa yang perlu kita lakukan saat ini adalah berusaha berbuat baik kepada siapapun itu. Tidak menyakiti, tidak melukai, tidak membunuh, dan sebisa mungkin tidak membenci siapapun apapun latarbelakangnya.

Intinya sih: JUDGE LESS, LOVE MORE. Karena penghakiman itu urusan Tuhan (bagi yang meyakini).
Mereka yang LGBT... buat saya nggak ada bedanya, sama-sama manusia yang perlu dimanusiakan dengan manusiawi.

Well, let's appreciate what people have done for their passion. Personally, I don't give a shit about sexual orientation because I'm not gonna judge people by that kind of thing.


Take me to church
I’ll worship like a dog at the shrine of your lies
I’ll tell you my sins and you can sharpen your knife
Offer me that deathless death
Good God, let me give you my life - See more at: http://ayokupas.com/2014/12/19/lirik-dan-terjemahan-lagu-take-me-to-church-hozier/#sthash.8h30hIj0.dpuf

Comments

Popular posts from this blog

Prospek Sarjana Ilmu Politik: Ekspektasi Vs Realita

Donat Kentang dan Kesalahan-Kesalahan Kecil Bagi Pemula